Baginya guru bukan hanya bertugas menyampaikan pengetahuan ke anak didik saja,
melainkan harus menyediakan bahan pengetahuan (bacaan). Sehingga dalam proses
pengabdiannya, ia berhasil menerbitkan beberapa novel Jawa, diantaranya Susuh
dan Macan Selarong. Dalam perspektifnya, tugas siswa itu membaca, dan salah
satu bagian tugas guru adalah menulis buku. Sehingga sangat sering sekali ia
mengikuti lomba-lomba yang terkait tulis menulis. Bahkan yang belum lama ini,
ia lolos dalam seleksi penerjemah karya sastra berbahasa Jawa ke Bahasa
Indonesia. Begitulah dedikasi sang “Rara Avis In Masaba” (Burung langka di
MASABA). Predikat “Rara Avis” sangat pas karena masih terbilang langka seorang
guru yang memiliki kemampuan untuk menciptakan Novel dan sekaligus bertugas
menjadi penerjemah karya sastra. Semua tugas-tugas tersebut juga berdampak
untuk penyediaan bahan ajar para siswa dalam belajar bahasa Jawa yang masih
terbilang sedikit.
Semua dedikasi Eko Purwanto yang dilambari integritas tinggi, terbayar dengan
predikat juara 2 kategori Lomba Solo Buku dalam peringatan Hari Guru Nasional
(HGN) yang diselenggarakan Kanwil Kemenag DIY 2020. Begitulan “Rara Avis In
Masaba” memberikan tauladan bagaimana seharusnya seorang guru. Sebuah contoh
yang bisa ditiru oleh rekan sesama guru dan bagi siswa sendiri. (lfd)
Sumber: diy.kemenag.go.id
0 komentar:
Posting Komentar