Kamis, 02 April 2020

Ini Dampak Wabah Covid-19 terhadap Perekonomian Global


Tulisan berikut merupakan salinan dari media online (timlo.net) yang kami gunakan sebagai referensi pembelajaran jarak jauh sebagai kebijkan ditengah pandemi Covid-19. Materi ini sesuai dengan kompetensi dasar kelas XI SMA/MA semester genap yaitu terkait Kerjasama Ekonomi Internasional.


Solo — Pakar ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Lukman Hakim PhD menyatakan, Covid-19 yang mulai terjadi pada Desember 2019 seperti bom atom terakhir yang meluluhlantahkan perekonomian global. Diperkirakan tahun ini Indonesia hanya akan bertumbuh sekitar 3-4%.

“Pelemahan sudah mulai terjadi seperti ditunjukkan dengan nilai tukar rupiah/dollar minggu ini sudah menembus angka Rp 16.000, indeks pasar modal terjun bebas 4000an,” ungkap Lukman Hakim yang juga mantan Wakil Dekan FEB UNS kepada Timlo.net, di Kampus UNS, Solo, Jumat (20/3).

Lukman mengemukakan secara ekonomi, wabah Covid-19 seperti gong dari seluruh rentetan peristiwa ekonomi global yang mengarah kepada keterpurukan ekonomi secara global. “Sebelumnya selama hampir 3 tahun, perekonomian dunia dihebohkan oleh perang dagang US – China yang sampai batas tertentu membuat ekonomi lesu,” ungkapnya.

Lebih lanjut Lukman mengemukakan, USA dengan Presiden Donald Trump yang akan mengembalikan kejayaan Amerika dengan mencoba menghabisi China. China karena merasa kuat akhirnya juga melawan, maka perang dagang pun terjadi. “Dampaknya hampir semua negara pertumbuhan ekonominya merosot,” ujarnya.

Bagaimana dengan Indonesia? Menurutnya, sejak perang dagang dimulai, neraca perdagangan Indonesian langsung menurun. Karena permintaan barang hasil tambang seperti batu bara ke China menurun. Ekspor barang tambang yang lain juga menurun.

“Namun kita masih bersyukur. Pendapatan nasional Indonesia masih didominasi oleh konsumsi sekitar hampir 51% atau dalam bahasa lain perekonomian kita masih digerakkan oleh konsumsi atau growth driven by consumption. Sehingga kendatipun ekspor turun selama hampir 3 tahun ini, pertumbuhan ekonomi indonesia masih sekitar 5%, padahal banyak negara seperti Singapura minus 1% pada akhir 2019 yang lalu,” jelasnya.

Editor : Marhaendra Wijanarko


0 komentar:

Posting Komentar