Sabtu, 23 Mei 2015

Tujuh Puluh Perkataan

70 Perkataan Orang Bijak Yang Terkenal.

  1. Marah itu mudah. Tapi marah kepada siapa, dengan ukuran kemarahan yang sesuai, pada saat dan tujuan yang tepat, serta dengan cara yang benar itulah yang susah. (Aristoteles)
  2. Kesakitan membuat Anda berpikir. Pikiran membuat Anda bijaksana. Kebijaksanaan membuat kita boleh bertahan dalam hidup. (John Pattrick).
  3. Jangan pernah melupakan apa pun yang dikatakan seseorang ketika dia sedang marah, kerana akan seperti itu pulalah perlakuannya kepada Anda. (Henry Ward Beecher)
  4. Kejayaan adalah kemampuan untuk melalui dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. (Winston Chuchill)

Jumat, 22 Mei 2015

Setiap Penduduk Indonesia Kini Punya Utang Rp 13 Juta

Jakarta - Data yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangaan, posisi utang pada 2014, atau utang yang ditinggal oleh rezim Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebesar Rp 2.604 triliun. Dan sekarang ini, masa rezim Jokowi, utang sementara sampai Maret 2015 sekitar Rp 2.795 triliun. Artinya, utang Indonesia dari mantan Presiden SBY ke Presiden Jokowi bertambah hanya Rp 191 triliun dan dari total utang saat ini, setiap penduduk menanggung beban Rp 13 juta.

"Penambahan utang ini baru sedikit, dan angkanya juga baru sementara saja," ujar Direktur Centre For Budget Analysis, Uchok Sky Khadafi di Jakarta, Jumat (22/5).

Oleh karena, kata Uchok, sejak APBN Perubahan (APBNP) 2015 disahkan oleh DPR, rezim Jokowi membutuhkan anggaran untuk kebutuhan pembiayaan Rp 507,5 triliun untuk menutupi defisit anggaran dalam APBNP 2015 sebesar Rp 222,5 triliun. Juga untuk pembayaran utang yang jatuh tempo sebesar Rp 223 triliun dan pembiayaan nonutang sebesar Rp 62 triliun.
Anggaran sebesar Rp 507,5 triliun untuk menutupi pembiayaan di atas berasal dari utang sebesar Rp 502,4 triliun, dan sebesar Rp 5,1 triliun dari nonutang.

"Ini semua atau anggaran utang sebesar Rp 507,5 triliun hanya dipergunakan seperti 'gali lubang untuk menutupi lubang' yang bernama utang. Bukan untuk kebutuhan investasi dalam bentuk proyek-proyek yang produktif," katanya.

Jadi, pada akhir 2015, rezim Jokowi akan punya utang sebesar Rp 3.303 triliun yang akan dibebankan kepada pembayaran pajak. Artinya,  rezim Jokowi punya utang sampai sebesar Rp 3.303 triliun, maka setiap penduduk akan punya utang sebesar Rp 13 juta.

Hotman Siregar/MU

Sumber: beritasatu

Menyempurnakan Positive Thinking

Bantul-markaz TI. Manusia merupakan makhluk sempurna ciptaan Allah SWT. Kenapa manusia merupakan makhluk sempurna? Karena dalam diri manusia tertanam akal pikiran. Tetapi, terkadang kesempurnaan manusia berubah menjadi kecacatan, yaitu ketika tidak mampu menggunakan akal pikiran dengan baik.

Positive thinking yang seharusnya mewarnai indahnya kehidupan harus tenggelam berganti Negative Thinking. Jika kita menginginkan kehidupan berjalan dengan indah, maka positive thinking harus senantiasa membersamai perjalanan hidup kita. Namun, positive thinking saja belum cukup karena belum mampu secara maksimal mengajak diri kita beramal secara maksimal. Positive thinking masih dalam tataran pikiran. Maka, postive thinking harus disempurnakan. Bagaimana caranya?

Berikut admin bagikan tulisan yang berasal dari kiriman sahabat melalui WA. Semoga bisa bermanfaat, bisa kita jadikan pegangan untuk menyempurnakan positive thinking kita semua.

***

Mana yang benar, positive thinking atau positive feeling? Keduanya betul. Hanya persoalan wilayah kerjanya. Jika positive thinking bekerja di wilayah otak, maka positive feeling di wilayah hati.

Lalu apa bedanya kedua wilayah itu? Otak akan menghasilkan kesimpulan sedang hati akan menghasilkan tindakan. Jadi positive thinking saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan positive feeling. NATO, No Action Talk Only.

Ketika kita melihat pengemis. Positif thinking Anda mungkin menyimpulkan “Oh, banyak profesi orang untuk menjemput rejeki dari Tuhannya”. Jika kita berhenti hanya pada tahap ini pasti kita tidak berbuat apapun pada pengemis itu.

Coba teruskan positive thinking kita pada positive feeling. Tambahkan perasaan pada kesimpulan kita tadi, “Aduh, kasihan ya pengemis itu”. Saya yakin kita akan tergerak merogoh kantong  dan memberikan uang padanya. Rasa kasihan adalah positive feeling yang menggerakkan kita bertindak.

Tapi tindakan kita akan menjadi berbalik ketika yang ada adalah negative feeling. “Ini pasti pura-pura sakit, jengkel saya sama pengemis ini”. Saya yakin kita tidak akan memberi uang pada pengemis ini, malah memaki atau setidaknya bermuka masam padanya. Feelinglah yang menggerakkan kita. Perasaanlah yang menghasilkan tindakan. Maka, hati-hati dengan perasaan kita.

Jika hidup adalah action, maka jangan hanya pandai berpositive thinking. kita hanya terjebak pada kesimpulan baik, tapi tidak pernah bertindak. Saya banyak mendapati teman yang terjebak pada kebiasaan ini. Apakah salah? Oh, tentu tidak. Hanya rasanya kurang berdampak. Sebab, tanpa action maka positive thinking hanya berpahala satu. Tapi kalau sampai berlanjut pada tindakan, maka Allah  akan melipat gandakan pahalanya.

Tapi yang harus digaris bawahi, bahwa tidak ada tindakan baik jika diawali dengan pikiran negatif. Jangan berharap tindakan kita akan baik jika sudah diawali dengan negative thinking. Negative thinking akan menghasilakn negative feeling dan Positive thingking akan menghasilkan posifive feeling.

Jika kita mempunyai prilaku yang buruk dan  kita terbelenggu serta sulit untuk terbebas darinya. Sesungguhnya itu  berawal dari pikiran negatif kita sendiri yang kita turunkan ke hati, lalu menjelmalah menjadi tindakan. Tindakan itu terus menerus berlangsung menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi prilaku.

Orang seperti ini akan dihindari kehadirannya oleh teman-temannya. Jika dia hadir ke kantor, temen-teman kantornya menjadi sakit perut. Jika dia tidak masuk kerja, mereka merasa senang bahkan bersorak, “horee, dia tidak masuk kantor”.

Tentu kita sedih menjadi pribadi yang demikian. Maka, jadilah pribadi yang selalu positive thinking agar selaga tindakan kita positif. Kehadiran kita sangat diharapkan oleh siapapun sebab kita adalah pribadi yang mulai. Semua orang senang jika kita ada di antara mereka. kita adalah pribadi yang selalu memotivasi dan memberi inspirasi. kita bisa memandang apapun dari kacamata positif sekalipun itu negatif.  Sebab kita selalu berprinsip bahwa semua kejadian di alam ini netral adanya, tergantung kita mau memberinya negatif atau positif.

Ketika ada orang yang marah pada kita. Positif thinking kita mengatakan, “oh...mungkin di rumah dia tidak berani marah dan mencari pelampiasan atas kemarahannya itu padaku”,  atau “mungkin Allah sedang menguras dosa saya. Menghadirkan malaikat yang berwujud manusia untukku”. Ketika ada orang yang tidak membalas senyum kita, kita hanya berpikir, “mungkin ia sendang ada masalah besar yang membuatnya sakit gigi”.

Semua di mata kita menjadi positif sebab kita berpikiran positif. Hidup kita menjadi indah dan berwarna sebab kita selalu berpikir positif. Bahwa setiap hari adalah surga bagi kita. Tidak ada guna berpikir negatif sebab memang tidak ada yang perlu dikhawatirkan. kita hadapi semua dengan senyuman.

Ayo, awali hari dengan positif thingking dan bumbuhilah dengan perasaan indah agar menjadi positive feeling, menjadi tindakan, menjadi amal baik, dan menjadi amal jariyah yang mengantarkan kita ke surga tertinggi kelak. Aamiin...

***

Referensi: kiriman WA.

Rabu, 20 Mei 2015

Menyemai Cinta Memetik Prestasi

Proses pendidikan akan dikatakan menuai hasil positif ketika mampu menghadirkan segudang prestasi siswa. Banyak strategi yang bisa ditempuh untuk mewujudkan asa lahirnya siswa yang mampu mengukir prestasi. Salah satunya dengan menyemai cinta. Bagaimanakah cara kerja cinta sehingga mampu mendorong prestasi siswa?

Cinta merupakan rangkaian lima huruf yang berbeda yaitu C-I-N-T-A. Menurut penulis, metode ‘cinta’ merupakan suatu proses pendidikan yang dilandasi dengan: (1) Cerita motivasi, (2) Inovasi, (3) Niteni, (4) Telaten, dan (dibalut dengan) (5) Akhlak terpuji. Selanjutnya, mari kita urai C-I-N-T-A untuk mendongkrak prestasi siswa.

Selasa, 19 Mei 2015

Boleh, Tapi Jangan Dikerjakan!

Pak Kamsud pagi itu belum sempat sarapan di rumah, maka sebelum kerja, ia mampir dulu di Warteg Pak Karman langganannya. Belum juga sempat duduk, Pak Kamsud langsung ditembak pertanyaan sama pak Karman.

Nah, ini dia Pak Kamsud kebetulan sekali nih" kata pak Karman. "Ada apa emang koq pakai kebetulan segala?" tanya pak Kamsud keheranan. "Gini pak Kamsud, dari kemaren di Warteg ini banyak orang ngobrolin tentang baca Quran dengan langgam Jawa, menurut pak Kamsud sendiri gimana itu?" "Ya, kalo menurut saya pribadi sih itu namanya kurang kerjaan." "Lha koq gitu pak?" tanya pak Karman.

Senin, 18 Mei 2015

Menyoal Keganasan Ombak Parangtritis

Bantul-markas TI. Sisi selatan Yogyakarka berbatasan dengan samudra. Letak ini membawa keuntungan yaitu memiliki beberapa obyek wisata pantai yang cukup menakjubkan. Salah satunya adalah pantai Parangtritis. Ketika musim liburan telah tiba, bisa dipastikan Parangtritis dipadati pengunjung, baik lokal Jogja ataupun luar Jogja. Seiring kepadatan pengunjung Parangtritis, seringkali disertai dengan berita adanya pengunjung yang terseret ombak, ada yang berhasil diselamatkan namun tidak sedikit yang tidak tertolong. Terlepas cerita mistis yang berkembang, admin menemukan ulasan ilmiah dari brilio terkait ombak Parangtritis yang begitu mematikan. Selanjutnya akan kami sampaikan ulasannya.

Minggu, 17 Mei 2015

Soal Qiro'at Langgam Jawa di Istana Negara, Ini Kritik Syaikh Abdullah Ali Bashfar

Islamedia -  Pembacaan Al Quran dengan langgam Jawa yang dilaksanakan di Istana Negara dalam rangka memperingati Isra' Mi'raj tak hanya menjadi perbincangan didalam negeri.
Qari’ internasional, Syaikh Abdullah bin Ali Bashfar pun ikut memberikan komentarnya mengenai qira’at dengan Langgam Jawa tersebut.
Seperti dikutip dari Fimadani, Ahad (17/05), Syeikh Ali Bashfar memberikan kritik dan catatan terkait video muratal dengan lagu Dandanggulo macapat Jawa tersebut yang dibacakan oleh Muhammad Yaser Arafat.

Dua Syarat Tilawah Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Maksum Machfoedz mengatakan, satu hal yang tidak boleh diubah dalam membaca Al Quran yakni standar bacaan. Standar baca tersebut meliputi tajwid dan Makharijul huruf
“Ada Mad (Panjang-pendek), qalqalah, dan lain sebagainya,” ucap dia kepada Republika, Ahad (17/5).
Dia memaparkan, seandainya ingin menambahkan langgam dalam bacaan Al Quran, tentu disesuaikan dengan standar bacaan. Jangan malah sebaliknya, standar bacaan yang mengikuti langgam.

Wasekjen MUI: Baca Alquran di Istana Pakai Langgam Jawa Adalah Memalukan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretariat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnaen mengungkapkan membaca Alquran dengan menggunakan langgam Jawa di Istana Negara, telah mempermalukan Indonesia di kancah internasional. Tengku merasa banyak kesalahan, baik dari segi tajwid, fashohah, dan lagunya.
Menurutnya, pembacaan ayat-ayat Alquran dengan menggunakan langgam Jawa adalah hal konyol. Menurutnya, dalam Alquran sudah dijelaskan kitab suci itu diturunkan dengan huruf dan bahasa Arab asli.