Jumat, 22 Mei 2015

Menyempurnakan Positive Thinking

Bantul-markaz TI. Manusia merupakan makhluk sempurna ciptaan Allah SWT. Kenapa manusia merupakan makhluk sempurna? Karena dalam diri manusia tertanam akal pikiran. Tetapi, terkadang kesempurnaan manusia berubah menjadi kecacatan, yaitu ketika tidak mampu menggunakan akal pikiran dengan baik.

Positive thinking yang seharusnya mewarnai indahnya kehidupan harus tenggelam berganti Negative Thinking. Jika kita menginginkan kehidupan berjalan dengan indah, maka positive thinking harus senantiasa membersamai perjalanan hidup kita. Namun, positive thinking saja belum cukup karena belum mampu secara maksimal mengajak diri kita beramal secara maksimal. Positive thinking masih dalam tataran pikiran. Maka, postive thinking harus disempurnakan. Bagaimana caranya?

Berikut admin bagikan tulisan yang berasal dari kiriman sahabat melalui WA. Semoga bisa bermanfaat, bisa kita jadikan pegangan untuk menyempurnakan positive thinking kita semua.

***

Mana yang benar, positive thinking atau positive feeling? Keduanya betul. Hanya persoalan wilayah kerjanya. Jika positive thinking bekerja di wilayah otak, maka positive feeling di wilayah hati.

Lalu apa bedanya kedua wilayah itu? Otak akan menghasilkan kesimpulan sedang hati akan menghasilkan tindakan. Jadi positive thinking saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan positive feeling. NATO, No Action Talk Only.

Ketika kita melihat pengemis. Positif thinking Anda mungkin menyimpulkan “Oh, banyak profesi orang untuk menjemput rejeki dari Tuhannya”. Jika kita berhenti hanya pada tahap ini pasti kita tidak berbuat apapun pada pengemis itu.

Coba teruskan positive thinking kita pada positive feeling. Tambahkan perasaan pada kesimpulan kita tadi, “Aduh, kasihan ya pengemis itu”. Saya yakin kita akan tergerak merogoh kantong  dan memberikan uang padanya. Rasa kasihan adalah positive feeling yang menggerakkan kita bertindak.

Tapi tindakan kita akan menjadi berbalik ketika yang ada adalah negative feeling. “Ini pasti pura-pura sakit, jengkel saya sama pengemis ini”. Saya yakin kita tidak akan memberi uang pada pengemis ini, malah memaki atau setidaknya bermuka masam padanya. Feelinglah yang menggerakkan kita. Perasaanlah yang menghasilkan tindakan. Maka, hati-hati dengan perasaan kita.

Jika hidup adalah action, maka jangan hanya pandai berpositive thinking. kita hanya terjebak pada kesimpulan baik, tapi tidak pernah bertindak. Saya banyak mendapati teman yang terjebak pada kebiasaan ini. Apakah salah? Oh, tentu tidak. Hanya rasanya kurang berdampak. Sebab, tanpa action maka positive thinking hanya berpahala satu. Tapi kalau sampai berlanjut pada tindakan, maka Allah  akan melipat gandakan pahalanya.

Tapi yang harus digaris bawahi, bahwa tidak ada tindakan baik jika diawali dengan pikiran negatif. Jangan berharap tindakan kita akan baik jika sudah diawali dengan negative thinking. Negative thinking akan menghasilakn negative feeling dan Positive thingking akan menghasilkan posifive feeling.

Jika kita mempunyai prilaku yang buruk dan  kita terbelenggu serta sulit untuk terbebas darinya. Sesungguhnya itu  berawal dari pikiran negatif kita sendiri yang kita turunkan ke hati, lalu menjelmalah menjadi tindakan. Tindakan itu terus menerus berlangsung menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi prilaku.

Orang seperti ini akan dihindari kehadirannya oleh teman-temannya. Jika dia hadir ke kantor, temen-teman kantornya menjadi sakit perut. Jika dia tidak masuk kerja, mereka merasa senang bahkan bersorak, “horee, dia tidak masuk kantor”.

Tentu kita sedih menjadi pribadi yang demikian. Maka, jadilah pribadi yang selalu positive thinking agar selaga tindakan kita positif. Kehadiran kita sangat diharapkan oleh siapapun sebab kita adalah pribadi yang mulai. Semua orang senang jika kita ada di antara mereka. kita adalah pribadi yang selalu memotivasi dan memberi inspirasi. kita bisa memandang apapun dari kacamata positif sekalipun itu negatif.  Sebab kita selalu berprinsip bahwa semua kejadian di alam ini netral adanya, tergantung kita mau memberinya negatif atau positif.

Ketika ada orang yang marah pada kita. Positif thinking kita mengatakan, “oh...mungkin di rumah dia tidak berani marah dan mencari pelampiasan atas kemarahannya itu padaku”,  atau “mungkin Allah sedang menguras dosa saya. Menghadirkan malaikat yang berwujud manusia untukku”. Ketika ada orang yang tidak membalas senyum kita, kita hanya berpikir, “mungkin ia sendang ada masalah besar yang membuatnya sakit gigi”.

Semua di mata kita menjadi positif sebab kita berpikiran positif. Hidup kita menjadi indah dan berwarna sebab kita selalu berpikir positif. Bahwa setiap hari adalah surga bagi kita. Tidak ada guna berpikir negatif sebab memang tidak ada yang perlu dikhawatirkan. kita hadapi semua dengan senyuman.

Ayo, awali hari dengan positif thingking dan bumbuhilah dengan perasaan indah agar menjadi positive feeling, menjadi tindakan, menjadi amal baik, dan menjadi amal jariyah yang mengantarkan kita ke surga tertinggi kelak. Aamiin...

***

Referensi: kiriman WA.

0 komentar:

Posting Komentar